Sabtu, 01 November 2014

Beatbox and Local Culture


SEBELUMNYA DI BEATBOXOLOGY: http://beatboxology.blogspot.com/2014/09/nilai-kehidupan-dalam-beatbox.html

Wilujeng tetepangan malih kaliyan kula, BBXLGY. What's good, BEATBOX INDO! Kali ini BBXLGY membahas sedikit tentang beatbox dan kaitannya dengan budaya lokal Indonesia. So y'all can check this one.

Beatbox dengan definisinya yakni menduplikasi alat musik dengan menggunakan media mulut sudah dikenal di beberapa kebudayaan lokal Indonesia, contoh gampangnya seperti sahut-sahutan suara yang terdapat pada tari Kecak di daerah Bali.

Budaya lokal di daerah BBXLGY sendiri yakni budaya Jawa juga mengenal duplikasi instrumen musik. Hal itu BBXLGY ketahui apabila saat sedang berlatih gamelan ataupun menyanyikan tembang Jawa.

Ketika akan bermain gamelan, BBXLGY diberi pengarahan dulu oleh seorang guru. Disitu akan diajarkan notasi untuk aransemen gamelan tersebut. Dan biasanya seorang guru tersebut akan menduplikasikan instrumen gamelan dengan mulutnya. Contohnya pada judul KEBO GIRO pada instrumen kendang dan gamelannya bagian pembuka akan ditirukan mulut dengan pelafalan "tak tak tung dah tong dung tong tho tung tak tok dhung." Dan kemudian dilanjutkan dengan menyebutkan notasi angka pada bagian berikutnya.

Alat perkusi juga terdapat di instrumen gamelan yakni kendang. Dimana perkusi erat kaitannya untuk diduplikasi dalam beatbox. So, beatboxer bisa menduplikasi ketukan kendang tersebut. Kendang sendiri juga ada beberapa macam sehingga menimbulkan variasi suara yang beragama.

BBXLGY juga mengetahui secara sekilas di salah satu daerah Jawa Tengah juga ada seorang dalang yang sama sekali tidak menggunakan instrumen gamelan, melainkan diganti dengan manusia. That could call beatbox, right? Tapi tergantung juga dengan tingkat kemiripan suaranya sih.

Terakhir apa yang bisa beatboxer lakukan buat melestarikan budaya lokal asli daerahnya sendiri? Yang pasti menduplikasi instrumen aslinya tersebut, ataupun mengambil melodinya dan dimasukkan ke dalam beatnya. Atau bisa juga dengan cara yang BBXLGY sering pakai, yaitu ngebeatbox sambil nyanyiin lagu daerahnya.

Gak asik juga dong kalau seorang beatboxer cuma kenal beatbox sebagai produk budaya luar, tanpa mau mengakulturasikan atau mencampurkannya dengan budaya lokal masing-masing daerah di Indonesia. Secara tidak langsung dengan cara seperti itu, budaya sendiri tetap terjaga dan syukur-syukur bisa dikenal luas oleh publik luar negeri.



TRANSLATION:

PREVIOUSLY ON BEATBOXOLOGY: http://beatboxology.blogspot.com/2014/09/nilai-kehidupan-dalam-beatbox.html

Wilujeng tetepangan malih kaliyan kula, BBXLGY. What’s good, beatboxers! This time, BBXLGY talking about beatbox and the relationship with the Indonesian Local Culture. So y’all can check this one.

The definition of beatbox is duplicating the musics instrument with mouth as the media, and Indonesian local culture know that since long time ago, just like the shouts sound in Kecak Dance in Bali.

The local culture in BBXLGY place is the Javanese culture also know the music instruments duplication. BBXLGY know that when practicing Gamelan or singing Tembang Jawa.

When playing gamelan, BBXLGY will get a tutorial from the teacher first. The teacher will teach the notation and the Gamelan aransement. And those teacher will duplicating the Gamelan sounds with the mouth. The example is in KEBO GIRO with the Gendang and Gamelan instruments at the opening will be like this: “tak tak tung dah tong dung tong tho tung tak tok dhung.” And after that, the teacher will continue it with the number of the notation.

The percussion in Gamelan instruments is Gendang. Which is those percussion have the relationship with the beatbox itself. So, beatboxer can duplicating the pattern from Gendang. Gendang itself have many kinds so will make many different sounds.

BBXLGY also know a little bit in one area of Central Java province, there are Puppet Master (in here called Dalang) who doesn’t use the Gamelan instruments, but change it with human. That could call beatbox, right? But, it depends with how real the sounds is.

Last but not least, what beatboxers can do to make the original local culture stay exist? One thing for sure, duplicating the original instruments, or take the melody and put it to the beats. Or just like what BBXLGY did before, singing the traditional songs while beatboxing.

It won’t be good if beatboxers only know the pop culture from foreign country, but not try to acculturate or mix that with our Indonesian Local Culture. Indirectly, our culture will be save and hope the foreign country will know about it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar